- Home >
- Prolog
Posted by : Unknown
Rabu, 04 Juni 2014
“Quenser!
Orang yang sama muncul kembali! Itu adalah Objek! Senjata aneh itu ternyata
memang ada! Apa yang bisa kita lakukan sekarang, bisakah peluru anti – tank
mempan terhadap senjata aneh itu?”
“Bukankah
itu sudah jelas , Heiva? Kita hanya bisa melakukan itu!!”
“Oke... oi
oi!! Bagaimana kalian bisa menyimpulkan seperti itu?Semua orang bisa bilang itu
bodoh!! Musuh kita adalah monster dengan tinggi lebih dari 50+m dan lebih dari
100+ semua bentuk meriam! Lagipula , mesin tersebut tidak bisa dihentikan
dengan satu atau 2 serangan langsung dari bom nuklir! Senjata itu akan
menghancurkan segalanya hanya dengan berjalan walaupun kita menembaknya ataupun
tidak!!”
“ Kau tahu
meriam utama? Meriam tersebut tipe meriam ion berstabilitas rendah yang
sangatlah besar. Di dalam meriam tersebut sangatlah hampa udara, dan panas akan
dihasilkannya jika wilayah magnetik tidak terlindungi... jadi kalian bilang
kepadaku tidak ada cara? Cara untuk mengacaukannya dari dalam meriam utama!?”
“Oh? Aku
tiba tiba memikirkan sesuatu yang bagus. Aku hebat! Tunggu , apakah aku
jenius!?”
“Sekarang
apa , Heiva?”
“Sempurna.
Ini sangatlah sempurna!! Jika kita bisa melakukannya , Quenser dan aku akan
pasti terselamatkan!!”
“CEPAT DAN
KATAKAN SAJA!!”
“Pergi ke
dalam medan perang dan berpura- pura mati.”
“ TERINJAK
- INJAKLAH KAU SAMPAI MATI , DASAR SIALAN!!!”
“...”
Menatapi
layar besar, Tangan Hamazura sedang memegangi popcorn secara tidak sengaja
gemetaran.
Dia membuat
pilihan yang salah.
Film bodoh
ini tidak dimaksudkan untuk di tonton oleh sepasang kekasih.
“ Yaa , itu
hanya gaya film Kinuhata yang Kinuhata rekomendasikan.”
Seseorang
yang berada di sampingnya yang disebut “kekasih”.
Namanya
adalah Takitsubo Rikou.
Meskipun itu
adalah kesempatan kencan untuk menonton film di bioskop, dia tetap memakai
jaket sport pinknya. Dia akan selalu memakainya walaupun untuk acara upacara
pernikahan ataupun pemakaman.
Untuk
Takitsubo, yang terpenting dipikirannya tentang memilih pakaian yang nyaman.
Walaupun, Hamazura jujur mengharapkan pakaian renang sexy dan pakaian kelinci
untuk menggantikan jaket sportnya.
Rikou,
dengan tatapan yang terlihat sudah kehilangan minat dengan filmnya, berkata,
“Hamazura,
apa yang kita lalukan selanjutnya?”
Sayangnya,
mereka tidak mempunyai banyak “waktu” lagi setelah makan ; mereka harus bertemu
dengan Mugino dan Kinuhata. Mereka harus menyelesaikan “kegiatan terakhir”
apapun yang terjadi.
Setelah
kencan, Hamazura merenung.
Di
pikirannya tidak terfokus ke adegan pertarungan di layar depan, tetapi perang “sesungguhnya”
yang dia ketahui.
“... Entah
bagaimana berhasil bertahan hidup dari perang dunia ketiga.”
Adapun
pelaku yang sering ada, tidak ada cara untuk memberitahunya.